Awan akan sentiasa berubah-ubah berdasarkan pelbagai faktor ataupun pelbagai pengaruh cuaca yang sedang di alami. Awan merupakan antara aspek yang sentiasa menghiasi langit di siang hari dengan pelbagai bentuk berdasarkan tiupan angin.
Proses
terbentuknya awan sendiri diawali dengan turunnya hujan, kemudian cahaya
Matahari yang sampai di ke permukaan bumi akan diserap oleh tanah, diserap oleh
tumbuhan sebagai bahan pembentuk makanannya, menghangatkan sungai, danau, laut,
parit dll, sehingga menyebabkan air menguap. wap air naik ke udara atau
atmosfer yang semakin lama dan semakin tinggi dikeranakan udara di dekat
permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer dibagian atas, ini hampir
mirip dengan proses perpindahan dikeranakan perbedaan tekanan. Semakin ke atas,
suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu
atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 – 100 mm (1 mm = 1
/ 1.000.000 meter). Aerosol yang berfungsi sebagai inti kondensasi atau inti
pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan oleh banyaknya
inti kondensasi. Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada inti
kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun pembentukan tetes air dari fasa
uap dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh
(supersaturation) disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu
pembekuan pada air murni hanya akan terjadi pada suhu dibawah -40 °C. Akan tetapi
dengan keberadaan aerosol sebagai inti kondensasi maka pembekuan dapat terjadi
pada suhu hanya beberapa derajat dibawah 0°C.
Secara singkat proses kondensasi dalam pembentukan
awan adalah sebagai berikut :
- Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara
adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah, tetapi sebelum
RH mencapai 100 yaitu sekitar 78 kondensasi telah dimulai pada inti
kondensasi yang lebih besar dan aktif. Perubahan RH terjadi karena adanya
penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui
pendinginan.
- Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH
mendekati 100 Karena uap air telah digunakan oleh inti-inti yang lebih
besar dan inti yang lebih kecil kurang aktif tidak berperan maka volume
tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil dari jumlah inti kondensasi.
- Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5 – 20 mm.
Tetes dengan ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/s sedang
kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih besar sehingga tetes awan
tersebut tidak akan jatuh ke bumi. Bahkan jika kelembaban udara kurang
dari 90 Maka tetes tersebut akan menguap. Untuk dapat jatuh ke bumi tanpa
menguap maka diperlukan suatu tetes yang lebih besar yaitu sekitar 1 mm
(1000 mikrometer), karena hanya dengan ukuran demikian tetes tersebut
dapat mengalahkan gerakan udara ke atas (Neiburger, et. al., 1995).
- Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada
ukurannya. Jika sebuah awan tumbuh secara kontinyu, maka puncak awan akan
melewati isoterm 0 °C. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk
cair dan sebagian lagi berbentuk padat atau kristal-kristal es jika
terdapat inti pembekuan. Jika tidak terdapat inti pembekuan, maka
tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga mencapai suhu -40 °C bahkan
lebih rendah lagi.
Bentuk -bentuk awan
Bentuk-bentuk awan tidak dapat dijangka kerana keadaan ini bergantung kepada faktor-faktor yang membentuk keadaan awan. terdapat beberapa jenis dan tahap berlakunya bentuk-bentuk awan yang pelbagai.
di kawasan yang paling rendah ( kurang 3000 m ) adalah awan yang paling rendah yang menutupi puncak-puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk
strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan
besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi
hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.
Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000
m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078
m), di puncak-puncak pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara
4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776
m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada
ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret,
alto kumulus, dan alto-sirus.
Jenis-jenis Awan
1. Stratus
dekat dengan purmukaan muka bumi...... menghasilkan hujan gerimis salju
2. Cumulus
letaknya rendah tidak menyatu . Awan yang menghasilkan hujan.
3. Stratoculum
4. Cumulanimbus
5. Nimbostratus
6, Altrostratus
7. Altocumulus
8. Cirrus
9. Cirrostrarus
10. Cirrocumulus
Jenis - jenis awan
JT Casino: Review and free spins on sign up
ReplyDeleteJTG 논산 출장마사지 Casino has everything 광주광역 출장안마 you need for 강릉 출장안마 a great casino. You can sign up today and start enjoying the game with the 여주 출장안마 welcome offer and 나주 출장샵