Monday, 14 September 2015

Proses Terbentuknya Awan dan Terjadinya Hujan

langit sentiasa kelihatan cantik dengan adanya hiasan pelbagai jenis dan bentuk-bentuk awan yang terdapat di atmosfera. Awan akan kelihatan putih bersih apabila waktu cerah yang disinari dengan cahaya mentari. Kadang akan kelihatan gelap apabila mendung menunjukkan hujan bakal tiba.

Awan akan sentiasa berubah-ubah berdasarkan pelbagai faktor ataupun pelbagai pengaruh cuaca yang sedang di alami. Awan merupakan antara aspek yang sentiasa menghiasi langit di siang hari dengan pelbagai bentuk berdasarkan tiupan angin. 



Proses terbentuknya awan sendiri diawali dengan turunnya hujan, kemudian cahaya Matahari yang sampai di ke permukaan bumi akan diserap oleh tanah, diserap oleh tumbuhan sebagai bahan pembentuk makanannya, menghangatkan sungai, danau, laut, parit dll, sehingga menyebabkan air menguap. wap air naik ke udara atau atmosfer yang semakin lama dan semakin tinggi dikeranakan udara di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer dibagian atas, ini hampir mirip dengan proses perpindahan dikeranakan perbedaan tekanan. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 – 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Aerosol yang berfungsi sebagai inti kondensasi atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan oleh banyaknya inti kondensasi. Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada inti kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun pembentukan tetes air dari fasa uap dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh (supersaturation) disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu pembekuan pada air murni hanya akan terjadi pada suhu dibawah -40 °C. Akan tetapi dengan keberadaan aerosol sebagai inti kondensasi maka pembekuan dapat terjadi pada suhu hanya beberapa derajat dibawah 0°C.
Secara singkat proses kondensasi dalam pembentukan awan adalah sebagai berikut :
  1. Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah, tetapi sebelum RH mencapai 100 yaitu sekitar 78 kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan aktif. Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan.
  2. Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100 Karena uap air telah digunakan oleh inti-inti yang lebih besar dan inti yang lebih kecil kurang aktif tidak berperan maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil dari jumlah inti kondensasi.
  3. Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5 – 20 mm. Tetes dengan ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/s sedang kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh ke bumi. Bahkan jika kelembaban udara kurang dari 90 Maka tetes tersebut akan menguap. Untuk dapat jatuh ke bumi tanpa menguap maka diperlukan suatu tetes yang lebih besar yaitu sekitar 1 mm (1000 mikrometer), karena hanya dengan ukuran demikian tetes tersebut dapat mengalahkan gerakan udara ke atas (Neiburger, et. al., 1995).
  4. Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Jika sebuah awan tumbuh secara kontinyu, maka puncak awan akan melewati isoterm 0 °C. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan. Jika tidak terdapat inti pembekuan, maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga mencapai suhu -40 °C bahkan lebih rendah lagi.


Bentuk -bentuk awan

Bentuk-bentuk awan tidak dapat dijangka kerana keadaan ini bergantung kepada faktor-faktor yang membentuk keadaan awan. terdapat beberapa jenis dan tahap berlakunya bentuk-bentuk awan yang pelbagai.

di kawasan yang paling rendah ( kurang 3000 m ) adalah awan yang paling rendah yang menutupi puncak-puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.

Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.




Jenis-jenis Awan

1. Stratus

dekat dengan purmukaan muka bumi...... menghasilkan hujan gerimis salju



2. Cumulus 
letaknya rendah tidak menyatu . Awan yang menghasilkan hujan.


3. Stratoculum


4. Cumulanimbus

5. Nimbostratus

6, Altrostratus
7. Altocumulus
8. Cirrus
9. Cirrostrarus 
10. Cirrocumulus
 
 
 
 
Jenis - jenis awan

1 comment:

  1. JT Casino: Review and free spins on sign up
    JTG 논산 출장마사지 Casino has everything 광주광역 출장안마 you need for 강릉 출장안마 a great casino. You can sign up today and start enjoying the game with the 여주 출장안마 welcome offer and 나주 출장샵

    ReplyDelete